House Of Sampoerna, Perjalanan Tembakau Jadi Rokok

Salah satu tempat menarik di Surabaya adalah museum House of Sampoerna.

Gedung berarsitektur Belanda yang dibangun pada 1858 masih mempertahankan nilai sejarahnya meski ada beberapa yang sudah direnovasi. Gedung yang dulu sempat terlantar dan dibiarkan tidak terawat ini merupakan bagian dari Pabrik rokok Dji Sam Soe. Sekarang gedung ini menjadi bagian dari sejarah kota Surabaya.

House of Sampoerna merupakan sebuah panti asuhan yang dikelola pemerintah Belanda yang juga dimanfaatkan sebagai gedung untuk pergelaran seni. Pada 1932 pengusaha Liem Seeng Tee pemilik perusahaan rokok Dji Sam Soe membelinya dan tetap menggunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian hingga 1961. Aktor komedi dunia, Charlie Chaplin pun pernah pula singgah meramaikan gedung ini.

Dengan konsep A Dash of History - A Splash of Beauty (bagian kecil sejarah -  yang memancarkan keindahan) terwujud dalam paduan gedung yang terdiri dari museum, galeri seni, kafe, serta tempat kios cinderamata. Seperti halnya museum, pengunjung yang datang akan disuguhi benda-benda bersejarah dari pabrik pembuatan rokok produk Sampoerna. 

Begitu memasuki museum ini suguhan pertama yang bisa dilihat adalah berbagai peralatan dan barang-barang yang pernah digunakan keluarga Liem Seeng Tee dalam membangun perusahaan rokoknya. Seperti oven untuk pengering tembakau, alat pengaduk tembakau, becak dan sepeda yang digunakan untuk transportasi dan pemasaran rokok dan lain sebagainya.

Masuk lebih ke dalam di ruangan ini terdapat mesin-mesin kuno milik Sampoerna yang digunakan untuk membuat cetakan pembungkus rokok, alat penimbang tembakau, beberapa barang koleksi keluarga, beberapa merk rokok keluaran sampoerna dan lain sebagianya.

Di ruang ini terdapat sebuah sepeda motor Jawa 250 buatan eks-Cekoslowakia pada 1946. Nilai sejarah dari sepeda motor ini adalah pernah digunakan sebagai kendaraan operasional pemasaran rokok Sampoerna hingga tahun 1971.

Mudah Melihat Susah Prakteknya

Tak hanya benda-benda bersejarah milik perusahaan rokok dan keluarga Liem Seeng Tee saja, tapi juga bisa menikmati pekerja pelinting rokok kretek merek Dji Sam Soe. 

Di museum ini juga, pengunjung bisa melihat cara membuat rokok kretek. Dari cara melinting lalu digunting sesuai ukuran panjang, dan langsung proses kemasan (bungkus). Siapaun akan berdecak kagum melihat tangan-tangan terampil membuat lintingan demi lintingan rokok dengan aroma tembakau yang khas yang merebak memenuhi ruangan.

Untuk bisa melihat dari dekat para wanita pelinting rokok ini, pengunjung bisa menuju ke lantai 2 gedung ini. Di ruangan ini pengunjung bisa mencoba membuat rokok khas yang terkenal merek Dji Sam Soe.

Empat orang pekerja saling berhadapan dengan cekatan memperagakan ketrampilannya dalam membuat satu pak rokok mulai dari memasang kertas, mengisi dengan tembakau hingga mengemasnya. 

Tidak lebih dari 15 menit sebungkus rokok Dji Sam Soe siap dalam kemasan. Para pekerja cantik-cantik dan murah senyum ini juga akan dengan senang hati menjelaskan setiap pertanyaan pengunjung seputar pembuatan rokok Dji Sam Soe. Di ruangan ini pengunjung bisa mencoba membuat rokok kretek yang khas ini. 

Di sisi lain ruangan ini juga terdapat ruangan yang cukup besar, meskipun terdapat tangga turun tapi pengunjung tidak diperkenankan untuk melewati anak tangga tersebut. Sebab ruangan tersebut merupakan ruangan pabrik rokok yang sebenarnya.

Pengunjung hanya bisa melihat dari atas ruangan yang berkaca. Larangan menuruni tangga tersebut karena pihak perusahaan tidak mau konsentrasi pekerja terganggu. Akan terasa kurang jika berkunjung ke House Of Sampoerna tanpa membawa buah tangan, kunjungi pula toko cinderamata, di sini dijual berbagai cinderamata khas dari sampoerna.

Tri Mardi Rasa

No comments: