Melihat Kehidupan Kupu-Kupu di Cilember

Cilember merupakan salah satu tujuan wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri. Selain panorama pegunungan hujan hutan tropis dengan berbagai jenis tumbuhan hutan tropis dan pinus merkusii serta berbagai jenis fauna, sumber mata air dan air terjun.

Lokasi wisata yang bernama Wana Wisata Curug Cilember (WWCC), tidak saja cocok bagi anak-anak muda tapi juga anak-anak. Sebab tempat ini bisa untuk mengenalkan alam, belajar hidup mandiri, dan mengajak anak-anak untuk belajar tentang kehidupan di alam.


Pemandangan asri dan tenang menjadi penyambut pengunjung yang datang memasuki gerbang WWCC. Gemercik suara air dari pancuran bambu yang mengangguk-angguk menjadi music pengiring yang menenangkan.

Selain, memiliki daya tarik berupa tujuh air terjun yang tersebar di areal wana wisata di kawasan hutan lindung Bogor – Puncak – Cianjur (Bapunjur) ini, juga terdapat taman kupu-kupu. Taman yang berisi koleksi kupu-kupu hutan tropis ini berdekatan dengan Taman Keluarga dan Taman Kesatriaan Anak-anak atau sebelum berjalan menuju ke beberapa curug (air terjun, bahasa sunda) 7. 

Ditaman kupu-kupu pengunjung bisa mempelajari banyak hal satu diantaranya adalah metamorphosis ulat menjadi kupu-kupu hingga mengepakan sayapnya. Beragam kupu-kupu seperti papilio memon, papilio helenus, papilio polites, dan papilio domeleus dan lain-lain yang hidup di habitat di Curug Cilember. 

Taman kupu-kupu berbentuk Dome ini terjaga dengan baik dan dibuat sesuai dengan habitat asli kupu-kupu. Ada banyak spesies kupu-kupu asli hutan Cilember namun baru 12 jenis kupu-kupu yang bisa ditangkarkan dan bisa dilihat dari dekat oleh pengunjung. Penangkaran yang dilakukan untuk menjaga jenis yang ada tidak punah. Bahkan ada beberapa jenis yang harus disilangkan seperti trides sulena.

Oleh karena itu, sebelum melihat berbagai jenis kupu-kupu yang berterbangan di dome tersebut sebaiknya menjenguk terlebih dahulu laboraturium penangkaran kupu-kupu. Di laboratorium ini berbagai pengunjung yang datang bisa melihat proses dari telur, ulat, kepompong hingga menjadi kupu-kupu sebelum di lepas di taman kupu-kupu.

Sekaligus untuk melengkapi pengetahuan pengunjung tentang proses kehidupan kupu-kupu dari berbagai jenis tersebut. Apalagi para staff yang ada sangat senang dan bersemangat ketika menjelaskan keingintahuan pengunjung tentang kupu-kupu, dari anak-anak hingga pra orang tua.
Untuk menikmati kepak sayap kupu-kupu berterbangan di sekeliling kita, waktu yang paling tepat adalah pada saat musim bunga atau pada menjelang musim kemarau. Berbagai koleksi bunga tempat di mana kupu-kupu meletakan telurnya pun cukup banyak seperti tanaman soka, Nusa Indah Mussaenda pubescens, sirih hutan (Piper aduncum L), nona makan sirih Clerodendrum thomsoniae, anggrek oncidium, aerides dan sebagainya. 

Selain taman kupu-kupu juga terdapat taman anggrek yang memiliki beragam jenis seperti paleonopsis, dendrobium, cattleya, oncydium, bulpuphylum, aerides, dramathophylum, phailus, dan lain sebagainya. Sayangnya, taman anggrek ini tidak sebagus dulu karena ulah beberapa pengunjung yang berusaha memetiknya bunga anggrek tanpa tahu cara dan tak seijin. Sehingga beberapa tanaman anggrek banyak yang rusak dan mati, kini hanya menyisakan beberapa tanaman anggrek saja.

Bagi Penyuka Jalan-jalan

WWCC memiliki 7 wisata air terjun yang berbeda yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dari pintu gerbang menuju ke curug 7 bisa ditempuh dengan berjalan kaki santai sekitar 15 menit. Namun pengunjung tidak pernah secepat itu dalam berjalan karena sepanjang jalan menuju air terjun curug ke 7 ini, pemandangannya tidak bosan untuk dinikmati.

Bagi yang suka hiking dari air terjun curug 7 bisa melanjutkan ke curug 6, 5, 4 dan seterusnya yang berada di atas. Jalur menuju ke curug-curug tersebut pun sangat menarik. Selama menuju ke curug-curug tersebut hanya ada sekali saja “bonus” jalan menurun selanjutnya menanjak terus. 

Sesampainya di air terjun susasana santai akan sangat terasa meskipun tubuh terasa lelah. Suara air yang mengalir jernih di sela bebatuan dan tanaman hutan membuat setiap orang merasa nyaman. Beristirahat sambil mencelupkan kaki di air, kita akan bisa merasakan  frekwensi resonansi dengan alam.  Inilah sebuah harmoni yang dicari.

Menuju Curug Cilember 

Melakukan kegiatan di alam terbuka dan bermalam di WWCC cukup menyenangkan. Sebab suasananya asri, jauh dari kebisingan dan bisa meninggalkan sementara cara hidup di kota. 

Berlokasi di Desa Cilember, Cisarua, Bogor, Jawa Barat atau hanya sekitar 85 km dari Jakarta Pengunjung yang akan menuju ke lokasi wisata di kawasan hutan lindung Bogor – Puncak – Cianjur (Bopunjur) ini harus kerap bertanya ke pangkalan-pangkalan ojek sebelum pasar Cisarua (tepatnya pangkalan ojek Hankam). Pasalnya tidak adanya plang atau papan penunjuk yang mengarah ke WWCC.

Jika datang dari arah Jakarta atau Bogor bisa menuju arah ke Puncak. Lokasinya sebelum taman safari atau daerah yang disebut wilayah Hankam (pangkalan ojek Hankam). Dari pangkalan ini sekitar 4 km menuju gerbang WWCC. Bagi pengunjung yang datang dari arah Cianjur letak pangkalan ojek Hankam ada di sebelah kanan jalan dan melewati pasar Cisarua.

Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) juga memiliki berbagai fasilitas seperti areal untuk berkemah yang juga dilengkapi dengan fasilitas berupa MCK dan Musholah.  Bagi yang ingin berkemah bersama keluarga juga tersedia peralatan untuk berkemah. 

Tak perlu khawatir dengan keamanannya karena di lokasi ini di jaga 24 jam untuk keamanan dan kenyaman pengunjung. Namun bagi yang tidak ingin berkemah bisa menggunakan penginapan yang bisa menampung 15-20 orang per penginapan dengan harga relative terjangkau antara Rp. 700 ribu – Rp. 900 ribu per hari.

Tri Mardi Rasa

No comments: